Selasa, 17 November 2009

Scrapbook...

Senin, 02 November 2009


Mark Elliot Zuckerburg berbekal otak jeniusnya, sukses merancang Facebook. Inilah sukses kedua Silicon Valley, setelah Google.

Usia muda bukan halangan untuk bisa kaya dan sukses. Ini dibuktikan Mark Elliot Zuckerberg, seorang pemuda 24 tahun asal AS, yang berhasil membuat jutaan orang keranjingan Facebook, situs jejaring sosial dunia maya ciptaannya. Per 13 Januari 2009, seperti dikutip BusinessWeek, Facebook diperkirakan berhasil merengkuh pendapatan iklan US$250–300 juta. Atas prestasi itu, Mark ditahbiskan sebagai programer komputer dan pengusaha sukses penerus jejak Bill Gates. Bahkan, pada 2008, majalah Time menyebut Mark sebagai salah satu dari “100 Orang Paling Berpengaruh”. Sementara itu, Forbes mendudukkan dia di posisi ke-321 dari “400 Orang Terkaya di AS”, dengan total kekayaan US$1,5 miliar. Ia juga tercatat sebagai orang kaya termuda dengan harta kekayaan bukan warisan orang tua, melainkan hasil keringat sendiri.

Rabu (7/1) pagi waktu AS, Mark mengklaim bahwa pemilik akun di Facebook mencapai 150 juta, dengan sepertiganya berada di AS. Padahal, tiga minggu sebelumnya, mereka baru menyebut angka 140 juta. “Pertumbuhan pengguna Facebook rata-rata 450.000 per hari,” katanya. Pria berwajah bayi ini menargetkan situs buatannya bisa menarik 300 miliar hit pada akhir 2009. Menurut pantauan Alexa.com, sebuah perusahaan informasi web, per 16 Januari 2009, tingkat traffic Facebook berada di peringkat ke-5, di bawah Yahoo!, Google, YouTube, dan Windows Live. “Kami berniat menerjemahkan situs ke dalam beberapa bahasa non-Inggris. Semoga ini bisa merengkuh lebih banyak pengguna dari berbagai kelompok umur dan demografi,” imbuhnya.
Mendulang Emas
Lelaki kelahiran White Plains, New York, AS, 14 Mei 1984, ini mencintai dunia komputer sejak dini. Semasa remaja, ia gemar mengutak-atik program komputer untuk menciptakan program baru, terutama untuk permainan dan komunikasi. Bahkan, saat masih duduk di bangku SMA Phillips Exeter Academy, Mark membuat program komunikasi antarkaryawan yang bekerja di kantor ayahnya, yang membuka praktek dokter gigi di Dobbs Ferry, New York, AS. Kiprah anak pasangan Edward dan Karen Zuckerberg ini terus berlanjut dengan menciptakan program pemutar musik (music player) Synapse—sebuah program yang dapat digunakan untuk mengetahui kebiasaan para pendengar dan penikmat musik—yang menarik perhatian Microsoft dan AOL. Dua korporasi besar itu bahkan berniat merekrut Mark untuk menjadi pegawainya. Namun, Mark menolak tawaran tersebut dan memilih melanjutkan kuliah di Harvard University.
Di Harvard, bakat Mark kian terasah. Pada 2003, ia menciptakan Coursematch, sebuah situs yang memungkinkan mahasiswa memilih kelas berisi teman-teman yang diinginkan. Ia lalu menciptakan cikal bakal situs jejaring sosial bernama facemash.com. Situs ini ia ciptakan sebagai bentuk protes atas situs resmi Harvard University yang tidak mencantumkan direktori khusus untuk menampilkan foto para mahasiswa. Menurut Mark, lewat foto dan data diri dalam Facemash, mahasiswa Harvard bisa tahu siapa saja teman-teman kuliahnya. Sayangnya, usia Facemash hanya seumur jagung. Harvard meminta Mark menutupnya. Sialnya, Mark pun harus berhadapan dengan departemen pelayanan jaringan komputer Harvard, karena dianggap membobol keamanan situs resmi universitas, dan diharuskan membayar sejumlah denda.
Kasus Facemash tidak membuat Mark jera. Pada 2004, Mark kembali menciptakan program bertajuk The Rome of Augustus untuk membantu teman-temannya mengerjakan ujian akhir mata kuliah sejarah. Lewat program ini, setiap mahasiswa dapat mengirimkan informasi dan memberikan komentar satu sama lain atas setiap informasi dan gambar yang diunggah, berkaitan dengan tugas dan ujian sejarah mereka. Hasilnya, mahasiswa dapat belajar lebih cepat, praktis, dan lebih mengerti ketimbang belajar lewat buku. Berkat program ciptaannya itu, Mark dan kawan sekelasnya mendapatkan nilai A—nilai terbaik sepanjang sejarah Harvard untuk mata kuliah sejarah.
Meski sudah beberapa kali menciptakan program untuk teman-temannya di Harvard, Mark masih ingin menciptakan program baru. Di kamar asramanya, dengan bantuan teman sekamarnya, Dustin Moskovitz, Crish Hughes, dan Andrew McCollum, pada 4 Februari 2004, lahirlah Facebook, yang semula keanggotaannya dibatasi untuk siswa Harvard. Dalam waktu dua minggu, sepertiga dari siswa Harvard telah menjadi anggota tetap Facebook. Dua bulan kemudian, keanggotaannya diperluas ke wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain bergabung turut dalam kurun waktu setahun setelah peluncuran. Akhirnya, orang-orang yang memiliki alamat surat elektronik suatu universitas (seperti .edu, .ac, dan sebagainya) dari seluruh dunia bergabung juga dengan situs ini. “Semula kami mendirikan Facebook hanya untuk mahasiswa Harvard. Kini, semua orang bisa bergabung. Benar-benar pertumbuhan yang cepat,” ujar Mark, pendiri sekaligus CEO Facebook.
Kini, pengguna Facebook menembus angka 150 juta di seluruh dunia. Selanjutnya, pengguna bisa bergabung dalam satu atau lebih dari 55.000 jaringan yang tersedia, seperti berdasarkan sekolah tingkat atas, kampus, tempat kerja, atau wilayah geografis.
Melihat besarnya animo, Mark dan kawan-kawan memutuskan untuk hijrah ke Palo Alto, California, pada musim panas 2004. Di kota ini, mereka menyewa sebuah rumah untuk kantor Facebook. Beberapa bulan kemudian, Mark bertemu dengan Peter Andreas Thiel, kelahiran 1967, seorang hedge fund manager dan venture capitalist, yang menginvestasikan sejumlah dana pada Facebook. Akhirnya, Facebook resmi memiliki kantor sendiri di University Avenue, sebuah kota kecil di Palo Alto.
Kini, Facebook memiliki tujuh kantor dan 200-an pekerja, sebagian penduduk asli Palo Alto. Tidak hanya itu, keberadaan Facebook di Palo Alto disebut Mark sebagai “urban campus”. Menariknya, walau Mark merintis pendirian Facebook, ia tak pernah menyelesaikan kuliahnya di Harvard University. Kisah Mark ini mirip Bill Gates, pendiri Microsoft, yang juga drop out (DO) dari kampus yang sama. Sebelum mendapat gelar “DO” pun Mark sudah menganggap Bill Gates sebagai idolanya.
Mark adalah orang yang sederhana dan simpel. Dia bahkan masih terjun langsung mengurus bisnisnya. “Saya bangun pagi setiap hari, jalan kaki ke salah satu kantor yang jaraknya empat blok dari rumah. Saya bekerja, bertemu banyak orang, berdiskusi dengan mereka, dan kembali lagi ke rumah untuk tidur. Saya tidak punya alarm. Jadi, kalau ada yang membutuhkan saya, padahal saya sedang tidur, telepon saja. Selalu ada BlackBerry di samping saya,” ujar penggemar hang out dengan keluarganya saat libur musim panas ini.
Apa yang membuat orang menyukai Facebook? Papar Mark, “Sederhana. Semua orang suka berkomunikasi dengan para sahabat dan orang-orang di sekitar mereka. Kami tahu itu, dan menyediakan sarana untuk memudahkan orang saling bertukar informasi, foto, video, atau kegiatan mereka. Namun, semua hanya terwujud jika hubungan antarmereka nyata, bukan imajinasi. Ini yang membedakan Facebook dengan situs-situs sejenis lainnya.”
Ia menambahkan, tujuan Facebook adalah agar orang tidak hanya memikirkan diri sendiri, tidak pula untuk membentuk komunitas baru atau jaringan baru. “Apa yang kami lakukan adalah membuat komunikasi antarmanusia seefisien mungkin. Tak hanya mendapat informasi, tetapi juga berbagi. Oleh karena itu, kami mengembangkan komponen-komponen dalam Facebook yang benar-benar dibutuhkan pengguna,” katanya.
Bukan Jalan Mulus
Sukses Mark tidak berlangsung mulus. Ia dituding, rancangan Facebook sebenarnya tiruan. Divya Narendra, Cameron Winklevoss, dan Tyler Winklevoss, yang merupakan teman-teman sekelas Mark, mengklaim bahwa Mark mencuri ide mereka dalam membuat Facebook. Kasus ini sempat dibawa ke pengadilan yang akhirnya dimenangkan Mark. Pengadilan menilai tuduhan Divya dan kawan-kawannya tidak beralasan.
Tidak hanya itu, akibat tentangan dari penggunanya, Facebook sempat melakukan beberapa perubahan. Pertama, pada 2006, pengguna memprotes fitur “news feed” karena terlalu membeberkan banyak informasi mengenai aktivitas mereka. Ini mengakibatkan Mark harus minta maaf dan mengubah aplikasi tersebut supaya pengguna bisa lebih mengontrol informasi apa saja yang bisa dibagi. Kedua, akhir tahun lalu, Mark kembali harus meminta maaf akibat sebuah alat pelacak “Beacon” yang bisa menyebarkan informasi mengenai kebiasaan belanja mereka dan preferensi pribadi melalui aktivitas di situs lain. Akhirnya, Facebook mematikan fitur tersebut.
Facebook harus menghadapi pesaingnya, MySpace, yang sedang menghimpun kekuatan bersama Google Inc., demi memperluas ekspansinya dan menjegal Facebook. Google baru-baru ini kehilangan beberapa karyawannya yang hijrah ke Facebook. Ben Ling, misalnya, salah satu mantan teknisi top di Google, kini bergabung dengan Facebook.
Agar pengguna Facebook tak beralih ke situs jejaring sosial lain, manajemen Facebook memungkinkan pengguna memiliki kendali atas informasi dan dapat meningkatkan level informasi. “Oleh karena para penjahat dunia maya makin agresif mencari korban di situs jejaring sosial, pengguna bisa membatasi tampilan informasi,” kata Mark. Selain itu, yang membedakan Facebook dengan jejaring sosial maya lainnya adalah sistem keanggotaan tertutup serta eksklusif, dan tidak untuk kepentingan bisnis.
Lalu, mengapa Mark betah mengurusi Facebook kendati ia telah menjadi miliarder? “Saya senang mengurusi Facebook, karena bisa bekerja sama dengan orang-orang pintar dengan latar belakang, pengalaman, dan cara berpikir yang berbeda demi menciptakan kemudahan berkomunikasi,” tuturnya.



ULASAN :
Sebagai seorang CEO, Mark Elliot Zuckerburg memiliki sifat-sifat yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin. Ia dapat melihat peluang yang ada didalam masyarakat. Pada awalnya Mark hanya ingin membantu teman-temannya untuk lebih mudah dalam memngerjakan tugas kuliahnya, kemudian mengembangkannya bersama kedua temannya, dan akhirnya menciptakan facebook.
Pada pembuatan awalnya, facebook khusus digunakan oleh para siswa Harvard, kemudian berkembang ke wilayah Boston, dan kemudian semakin berkembang dan akhirnya facebook berubah menjadi sebuah salah satu situs jaringan social yang terbesar didunia.
Meskipun terlihat mulus, namun bukan berarti perjalanan Mark Zuckerburg dalam mengembangkan perusahaan facebook tanpa hambatan. Contohnya Zuckerburg dituduh mencuri ide ConnectU oleh teman sekelasnya di Harvard.
Zuckerburg juga menerima banyak komplain dari para pengguna facebook mengenai salah satu feature yang ada didalamnya, yaitu news feed yang dianggap tidak menjaga privacy dari user facebook itu sendiri.
Seiring berjalannya waktu facebookpun mulai berubah mengikuti perkembangan yang jaman. Contohnya facebook terus meningkatkan feature-feature yang ada, juga lebih memikirkan keamanan data dari si pengguna facebook itu sendiri.
Sebagai pemimpin, zuckerburg mampu melihat peluang-peluang yang ada dan terus membuat inovasi-inovasi , sehingga perusahaannya terus dapat bersaing dengan perusahaan lain seperti my space. Ia juga mempunyai kreatifitas yang tinggi itu ditunjukkan dengan pengabdiannya kepada facebook. Meskipun ia telah menjadi milyader tetapi ia tetap beruasaha untuk mengembangkan facebook.

Zukerburg tidak takut akan perubahan, meskipun ia pernah melakukan kesalahan.yaitu ia membuat sebuah alat pelacak “Beacon” yang bisa menyebarkan informasi mengenai kebiasaan belanja mereka dan preferensi pribadi melalui aktivitas di situs lain. Para user akhirnya mengkomplain fitur tersebut dan Facebook mematikan fitur tersebut.
Sebagai pemimpin Zukergurg juga dapat melihat facebook dengan jangka panjang. Itu ditunjukkan dengan penolakannya terhadap tawaran pembelian facebook dengan harga tinggi oleh Yahoo. Alasannya menolak tawaran tersebut karena ia dapat melihat keuntungan facebook ke depannya akan lebih besar dari harga yang ditawarkan. Alasannya tersebut terbukti pada sekarang ini, nilai keuntungan facebook sangatlah tinggi.
Zukerburg juga mempunyai sifat rendah hati, karena meskipun berasal dari keluarga yang kaya dan telah sukses dengan usaha ia tetap hidup sederhana. Zukerburg juga mempunyai tujuan pada facebook agar orang tidak hanya memikirkan diri sendiri, tidak pula untuk membentuk komunitas baru atau jaringan baru. “Apa yang kami lakukan adalah membuat komunikasi antarmanusia seefisien mungkin. Tak hanya mendapat informasi, tetapi juga berbagi.

Tugas kelompok:
- Astie Darmayantie
- Hauliza Rindhayanti
- Kezia Velda
- Lu’lu Mawaddah


BRUSSEL--MI: Mesin pencari di Internet Google Inc mengatakan pada Senin (7/9)Â bahwa akan membuat konsesi dengan penerbit Eropa untuk mencoba dan membantu kekhawatiran selama ini atas proyek Buku Google dengan tujuan menemukan buku secara online yang masih menjadi kendala.

Perpustakaan digital Google telah mengangkat seorang penulis di Internet yang mengakibatkan saingannya seperti Microsoft, Yahoo dan Amazon hingga dapat memicu ketakutan diantara beberapa warga Eropa yang memegang hak cipta eksklusif mereka dapat terkikis.

Juru bicara Google, Bill Echikson mengatakan perusahaan akan mencoba mengatasi keprihatinan ini dengan menunjuk dua perwakilan dari Eropa untuk mengawasi proyek, salah satu dari keduanya menjadi representatif untuk penulis dan yang satunya untuk penerbit.

Echikson juga mengatakan bahwa Google akan berbuat lebih banyak untuk dapat memeriksa buku edisi Inggris yang akan diterjemahkan dalam bahasa Eropa, hingga tidak keliru jika dicetak dan diedarkan di Amerika Serikat.

Banyak dari penerbit mengkhawatirkan dengan menambahkan buku-buku tersebut ke perpustakaan Google, mereka akan kehilangan keuntungan dari penjualan dan hak mereka sebagai penerbit tidak ada.

Komisi Eropa pada Senin (7/9) telah mengadakan sidang untuk memeriksa efek dari Buku Google dalam kurun waktu 10 bulan untuk menyelesaikan permasalahan dengan penulis Amerika dan pemegang hak cipta penerbit di Uni Eropa.

Tidak seperti di Amerika Serikat, Buku Google hanya dapat dibaca sekilas untuk buku-buku Eropa yang telah lebih dari 150 tahun untuk menghindari pelanggaran hak cipta. (AP/OL-03)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2009/09/09/94571/39/6/Buku_Google_Yakinkan_Penerbit_Eropa

Analisis Permasalahan : Proyek perpustakaan online yang dibuat oleh google, menimbulkan ketakutan bagi para pesaing maupun warga eropa yang memegang hak cipta eksklusif buku-buku yang akan dimasukkan kedalam perpustakaan online google tersebut.

Solusi : Untuk solusi dari perusahaan google sendiri ialah, mereka menunjuk 2 perwakilan dari eropa untuk mengawasi jalannya proyek perpustakaan online ini, serta member masa percobaan selama 10 bulan untuk mendapatkan feedback proyek ini dari masyarakat.

Pendapat kami : Menurut pendapat kami, ide dari proyek perpustakaan online google itu sendiri sangatlah bagus, melihat dari efisiensi dan pemanfaatan tekhnologi yang ada saat ini. Memang proyek ini sangat rentan bila dikaitkan dengan permasalahan hak cipta yang dipegang baik oleh penulis maupun penerbit. Masalah ini, menurut pandangan kami, dapat diselesaikan dengan melakukan pengawasan yang ketat oleh pihak pemegang hak cipta dan juga dari pihak google sendiri. Sedangkan untuk mengatasi rasa ketakutan yang dirasakan oleh para pemegang hak cipta tersebut, dapat diselesaikan dengan cara pembagian keuntungan bagi setiap pengaksesan buku-buku mereka yang diakses oleh masyarakat luas.

Sebenarnya masalah ini, untuk masa sekarang belum terlalu berpengaruh di Negara-negara berkembang, karena pengaksesan kepada perpustakaan online ini belum maksimal seperti di Negara-negara maju. Karena pengaksesan internet sendiri belum terjangkau bagi setiap masing-masing individu secara merata.

Nama anggota kelompok Sarmag TI :

Muhammad Razi A.

Kezia Velda Roberta

Astie Darmayantie

Kamis, 17 September 2009

hi..!!!!!!!!

this is my first post..

thank you for visit my blog...

hope you like it..!!

;;